Minggu, 13 Oktober 2013

Kisah Seceret Air

----- ini sebenernya udah lama mau diposting tapi kelupaan. tulisan ini dibuat tanggal 13 Agustus 2013 di dalem kereta, perjalanan menuju depok -----

Assalamu'alaykum warohmatullaahi wabarokaatuh

Ini saya, dalam perjalanan menuju pondok cina, depok. Meluangkan waktu untuk mengetik sambil berdiri menikmati perjalanan menggunakan kereta di gerbong wanita. saya mau bercerita tentang apa yang pernah disampaikan kakak saya di suatu malam, dan itu pun saya sampaikan ke adik saya pada suatu kesempatan saat kita makan bersama di sebuah mall. Dan sekarang saya ingin berbagi dengan kalian semua, sobat blogger.

Kisah ini, saya beri judul cerita seceret air. Kakakku bercerita, pada saat sedang kumpul majelis bersama dengan teman-teman kuliahnya, ada seorang seniornya yang sudah cukup ilmu agamanya dan beliau mulai bercerita.
*ets pending, barusan bantuin nenek nenek yang naik kereta. Naik kereta sendirian, pas masuk gerbong ga ada yg kasih duduk, padahal gw udah kodein orang2 yg duduk di bangku prioritas, rupanya mereka acuh. Untung ada petugas yg liat, langsung nyuruh tegas seorang mbak2 berdiri untuk kasih tempat duduk nenek itu. Nenek tua renta, mungkin usianya lebih muda dari almarhumah eyang.

Oke lanjut ya, jadi ceritanya begini sobat.
Jika ada 1 ceret yang berisi air penuh dan ada 1 cangkir. Lalu apa yang akan kita lakukan? Yang pasti kita akan menuangkan air itu ke dalam cangkir sampai penuh, bukan? Lalu apa yang akan kita lakukan jika cangkir sudah penuh terisi air, sedangkan masih banyak air di dalam ceret? Silakan sobat blogger berpikir.

Jawabannya adalah Jika air di ceret masih banyak, pastinya kita akan mencari cangkir lain untuk kita menuangkan air sampai air di ceret habis. Betul atau betul? Benar kan? :D

Nah jika air di ceret habis, lalu apa yang akan kita lakukan? Silakan jawab lagi ya hehehee..

Jawabannya adalah pasti kita isi ceret itu lagi sampai penuh. Benar apa benar? Iya kan? Ga salah kan?

Nah, begitupun kita sebagai manusia. Ceret berisi air penuh itu adalah perumpamaan seorang manusia soleh yang taat pada Tuhannya, yaitu Allah SWT. Dia memiliki banyak rezeki, dan jika kita memiliki banyak rezeki maka kita harus membagikan rezeki kita kepada orang lain, kepada kedua orang tua, saudara, tetangga, anak yatim dan orang-orang yang membutuhkan. Bukankah itu juga sudah dijelaskan oleh Allah dalam surah (ntar cari dulu di quran).

Lalu bagaimana jika rezeki kita habis? Seperti perumpamaan terakhir tadi, kita tidak akan membiarkan ceret kosong, pasti kita akan mengisi air hingga penuh kan? Nah begitupun dengan Allah, Allah tidak akan membiarkan rezeki hambanya yang soleh kosong, pastilah Allah akan memberikan rezeki yang banyak untuk hambanya itu.

Dari cerita ini, dapat kita simpulkan bahwa kita sebagai hamba Allah jangan takut untuk membelanjakan harta kita di jalan Allah , jangan takut untuk beramal dan bershodakoh karena Allah pasti akan menggantinya, jika bukan dengan uang pasti dengan rezeki dalam bentuk yang lain, karena rezeki kan bukan cuma uang kan?

Nah sekian dulu yaa ceritanya, saya udah mau sampe stasiun pocin.

Assalamu'alaykum warohmatullaahi wabarokaatuh.

0 komentar :

Posting Komentar

 

Super Sekar Copyright © 2009 Cookiez is Designed by Ipietoon and Edited by Sekar Stuti Ratridiwasa for Free Blogger Template